WeLLCome

SeLamat Datang di Web Hery Suhendra, SeLamat menikmati...


Minggu, 20 Desember 2009

AVATAR

href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBJf_l-FBBsg7NDsrTzxHwa4DJyMpb92f7baUnzEGei-aQukBQJRN-pi7CkJf0ZJ-z56wkykoJ9-CBihNIRD-Ci0KQi1fcPREVU3vOEAwWqCGuwm7GICp6LYcSA1CxFyZkJ8tKHfc993Mv/s1600-h/av1.jpg"> Avatar adalah film fiksi ilmiah 3-D yang disutradarai oleh James Cameron. Film ini akan dirilis pada 16 Desember 2009[1][6] oleh 20th Century Fox. Film ini berkisah mengenai konflik di dunia yang jauh yang bernama Pandora, dimana manusia dan penduduk asli Pandora terlibat dalam perang. Pandora (pengucapan /pænˈdɔərə/ pan-DOHR-ə), adalah bulan fiksi pada film Avatar karya James Cameron dan seting pada permainan video Avatar. Bulan ini mengorbit planet gas raksasa yang bernama Polythemis. Pandora adalah bulan ekstraterestrial yang rindang dengan kehidupan yang unik - banyak makhluk cantik, tetapi banyak juga yang mengerikan. Pandora juga merupakan tempat tinggal suku Na’vi. Mereka adalah suku humanoid yang primitif, tetapi secara evolusi lebih maju dari manusia. Dengan tinggi tiga meter, dengan ekor dan kulit berwarna biru, Na’vi hidup dalam kedamaian. Ciri paling penting Pandora adalah atmosfer berbasis amonianya. Manusia dapat bertahan di permukaan Pandora tanpa alat pelindung, namun mereka memerlukan persediaan oksigen atau mereka akan tewas. Ciri penting lain yang mengundang manusia datang ke tempat ini adalah mineral langka yang disebut "Unobtainium". Unobtainium memproduksi gaya magnetik yang kuat dan vital untuk memproduksi komponen kapal angkasa Bumi yang maju. Sementara Unobtainium sangat langka di Bumi, jumlah Unobtainium sangat banyak di Pandora. Vertebrata di Pandora berevolusi hingga memiliki enam kaki (kecuali Na'vi). Hewan terbang memiliki dua sayap dan empat kaki. Pernyataan paling pas untuk 20th Century Fox untuk film fiksi ilmiah "Avatar," di antara film paling mahal yang pernah dibuat. Meskipun banyak skeptis, tapi pihak studio berpikir dapat menghasilkan keuntungan, sebagian karena otak dari pencipta film tersebut adalah James Cameron kekuatan pendorong di belakang film besar TITANIC. Budget 500 juta dollar untuk biaya produksi dan pemasaran merupakan rekor untuk film termahal saat ini, rekor ini mengalahkan film Pirate Caribean 3 yang menghabiskan total budjet 300 jt dollar. Tabloid terlaris di Inggris, The Sun, menyebut Avatar sebagai film paling memesona dekade ini. "Adegan perang pada akhir babak yang panjangnya 20 menit benar-benar menakjubkan." " Avatar menceritakan perang untuk mempertahankan hidup antara kaum Na'vi yang tinggal di hutan, melawan operasi pertambangan kolonial di planet mereka. Seorang mantan marinir pincang dipilih untuk membina kontak dengan orang-orang misterius yang dikendalikan Avatar dari jarak jauh. Mantan Marinir tersebut secara tidak sengaja terjebak dalam usaha untuk menempati dan mengeksploit sebuah planet eksotik yang kaya akan sumber daya alamnya. Dan usaha mereka itu akhirnya bersinggungan dengan ras lain yang akan merebut sumber daya tersebut dan terjadilah perang antar ras demi bertahan hidup. Disinilah kita menyadari bahwa betapa berharganya Planet yang kita diami dan kita harus memperjuangkan demi anak cucu kita kelak " Meskipun diperkirakan budjet setengah miliar dolar ( 500 juta dollar ) yang dihabiskan pada produksi dan pemasaran, "Avatar" mungkin membawa risiko keuangan sedikit mengejutkan untuk perusahaan induk Fox.. dimana mereka harus memastikan bahwa modal yang dikeluarkan sebanding dengan pendapatan yang diterima.. Diharapkan, film avatar akan mengumpulkan 250 juta dollar untuk pemutaran di Amerika, belum ditotal dari pemutaran dari bioskop di seluruh dunia, Jika resensi perdana dan buzz twitter dianggap indikasinya, studio film 20th Century Fox diyakini akan meraup keuntungan sangat banyak. James Cameron telah membuktikan dirinya bahwa dia memang rajanya dunia [film]," sanjung surat kabar The Hollywood Reporter. Sementara jejaring sosial twitter mengutipkan komentar-komentar para jurnalis. "James Cameron benar-benar jenius! Saya tak bisa ngomong apa-apa lagi, keren habis, saya suka banget," tulis Alex Billington dalam laman film FirstShowing.net. Majalah Empire memberi lima bintang penuh kepada film ini seraya menyebutnya sebagai sebuah "kerja dengan ganjaran luar biasa besar," di mana teknologi baru telah memudahkan para sutradara berkreasi. Mark Brown dari The Guardian, London, menulis di edisi Kamis koran itu bahwa Avatar benar-benar lebih hebat dari perkiraan. Film ini mengagumkan dan kisahnya mengena sekali, meski murahan di banyak bagian.

Aceh dan Melayu

Darwis A Soelaiman - Opini “Melayukah Aceh atau Acehkah Melayu?” tulis Kamaruzzaman Bustaman Ahmad KBA) dalam Serambi (12/12/2009). Pandangannya bahwa Aceh bukanlah Melayu. Malah dikatakan tidak ada hubungan sama sekali dengan Melayu. Ia juga mempertanyakan mengapa Malaysia menganggap Aceh sebagai Melayu sementara konsep Melayu itu sendiri di Malaysia katanya sedang bermasalah. Terkesan KBA mengacaukan istilah Malaysia sebagai satu Negara (konsep politik) dengan istilah Melayu sebagai sebuah konsep kebudayaan. Dengan merujuk kepada Konstitusi Malaysia, dikatakan bahwa definisi Melayu adalah: yang berbahasa Melayu, yang beragama islam, dan lahir sebelum tahun 1957 di Malaysia. Syarat itu tentu menunjuk kepada “orang”, yaitu sebagai syarat untuk etnis Melayu sebagai warga negara Malaysia, bukan menunjuk pada definisi atau identitas Melayu. Artinya etnis Melayu sebagai warganegara Malaysia adalah mereka yang berbahasa Melayu, beragama Islam, dan lahir di Malaysia, untuk membedakannya dengan etnis lain (Cina, India, dll.) yang juga warganegara Malaysia. Mengacaukan pengertian Melayu sebagai entitas budaya dengan istilah Malaysia sebagai entitas politik sebuah Negara, saya kira suatu kekeliruan logic. Maka tak heran apabila dalam tulisannya itu kita temukan pernyatan-pernyataan yang tidak logis atau rasionalnya tidak jelas, malahan kebenarannya masih debatable, (masih dapat diperdebatkan). Misal disebutkan, bahwa “beberapa tahun terakhir, Malaysia selalu mengajak Aceh sebagai bagian dari peradaban Melayu pra kemerdekaan mereka. Para pemimpin Aceh bangga sekali dengan ajakan ini, bahkan pernah digelar Kongres Melayu Raya di Banda Aceh. Karena kemesraan sejarah inilah seolah-olah Aceh dan Melayu adalah satu.” Kalaulah orang Aceh bangga menjadi bagian dari alam Melayu, maka saya kira itu bukanlah karena ajakan bangsa Malaysia, tetapi memang karena Aceh adalah Melayu dan sudah sejak lama menjadi bagian dunia Melayu. Jika dikatakan “kalau dilihat lebih seksama kebudayaan Melayu itu tidak ada kaitannya dengan tanah Aceh, melainkan dengan Pattani dan tanah Jawa.Sejarah Melayu versi Malaysia banyak diberitakan yang bersumber pada kitab Negarakertagama. Artinya walaupun ada hubungan kerajaan atau peperangan dengan kerajaan Aceh Darussalam, namun Kerak Peradaban Melayu (KPM) di Malaysia tidak ada hubungan dengan Kerak Peradaban Aceh (KPA).. Sayangnya, setelah melihat kegemilangan Malaysia saat ini, KPA mulai menghilang”. Pada bagian lain juga dikatakan bahwa “orang Aceh bangga di klaim sebagai bagian dari Melayu, padahal orang Melayu tidak pernah bangga menjadi bagian dari KPA”. Ia mencontohkan tari-tarian Aceh yang tidak akan pernah dijumpai di dalam sejarah tarian Melayu di Malaysia. Saya kira ungkapan-ungkapan itu tidak menjelaskan mengenai identitas Melayu dan identitas Aceh sehingga tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa Aceh tidak ada hubungan sama sekali dengan Melayu atau Aceh bukan Melayu. Justru terkesan adanya “sentiment” terhadap negeri Malaysia apabila dikaitkan dengan ungkapannya bahwa “identitas Aceh ingin dikuburkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan social politik di rantau Asia Tenggara”. Juga bila disimak kesimpulannya di akhir tulisan bahwa “kalau Aceh adalah Melayu maka 30 tahun yang akan datang ilmu tentang Aceh harus dipelajari di Semenanjung Melayu dan itu adalah kecelakaan sejarah yang paling fatal bagi Aceh”. Mengapa harus demikian? Apa hubungannya kemajuan yang dicapai Malaysia dengan hilangnya KPA? Mengapa kita harus mempelajari Aceh ke negeri jiran itu kalau Aceh adalah Melayu? Dan siapa sesenarnya pihak tertentu yang ingin menguburkan identitas Aceh? Inilah yang saya maksudkan sebagai kekeliruan logic. Sebab Melayu bukanlah hanya Malaysia, dan karena semuanya itu tidak menjelaskan klaimnya bahwa Aceh bukanlah Melayu atau tidak ada hubungan sama sekali dengan Melayu. Apalagi kalau disimak unggapannya yang berikut ini: “Jika ditilik dari sejarah, tanah Melayu memang tempat pertemuan beberapa budaya, mulai budaya jawa, Thai, hingga Aceh. Karena itu keaslian Melayu di Malaysia masih diperdebatkan oleh para peneliti. Untuk mengamankan identitas Melayu, pihak Malaysia berhenti di depan konstitusi sebagai orang Melayu yang sah”. Memang identitas Melayu di negeri jiran itu sedang bermasalah, yaitu semakin terdesaknya penggunaan bahwa Melayu oleh penggunaan bahasa Inggeris, yang suatu ketika bahasa Melayu akan ditinggalkan oleh orang Melayu Malaysia. Gejala yang sama dapat juga terjadi di Aceh, di Sunda, dan daerah lain di Indonesia. Melayu adalah konsep kebudayaan. Sebagai konsep maka identitas Melayu adalah: Melayu dalam bahasa dan adat istiadat, serta Islam dalam agama. Karena itu seringkali Melayu diidentikkan dengan Islam, dan kebudayaan yang berteraskan Islam adalah kebudayaan Melayu. Kebudayaan Aceh adalah kebudayaan Melayu dan berteraskan Islam, dan secara umum disebutkan bahwa Aceh adalah Melayu. Demikian pula halnya dengan orang-orang di Malaysia, Riau, Bugis, Jawa, Srilangka, Pattani, Pilipina Selatan, Madagaskar, Cape Town Afrika Selatan, Walaupun dari negara yang berbeda-beda, semua mereka itu adalah Melayu, karena mereka beragama Islam dan berkebudayaan (berbahasa dan beradat istiadat) Melayu, di samping tentu saja mereka juga menggunakan bahasa nasional mereka sendiri. Mereka berada di negeri-negeri itu karena diaspora Melayu sejak lama. Itulah Dunia Melayu, dan Aceh adalah bagian dari Dunia Melayu. Menurut para ahli bahwa aemenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia dalam dua gelombang. Gelombang pertama disebut Melayu Tua (antara 1000-2500 SM) dan gelombang kedua Melayu Muda (sekitar 300 SM). Menurut Mohammad said dalam bukunya Aceh Sepanjang Abad, pendatang gelombang pertama termasuk orang Batak dan orang Gayo, dan yang datang pada gelombang kedua termasuk penduduk yang tinggal di pesisir Aceh dan Sumatera. Pada masa itu belum ada kebudayaan Melayu seperti sekarang dan belum ada agama Islam. Orang Melayu yang ada di pulau Sumatera itu mula-mula berkepercayaan animime dan dinamisme, dan kemudian sebelum datangnya Islam diantara mereka ada yang sudah mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu dan Budha. Orang-orang Melayu dari Sumatera Selatan, Riau, dan Sumatera Barat ada yang pergi ke semenanjung Malaya, mula-mula bermukim di daerah pesisir yaitu di Melaka dan Singapura. Jadi bangsa Melayu itu asalnya bukanlah dari semenanjung yang sekarang bernama Malaysia. Profesor Ismail Hussein, budayawan Malaysia asal Aceh, mengatakan bahwa Melayu itu lebih merupakan satu kebudayaan bukannya satu kumpulan etnis yang seketurunan darahnya. Dan yang menjadi asas kepada kebudayaan Melayu itu tentulah bahasa Melayu. Sekarang pun ukuran mutu kemelayuan di pelbagai daerah Melayu, selalu dibuat atas dasar kesetiaan kepada bahasa dan adat istiadat Melayu dan bukannya atas dasar keturunan darah. Merujuk kepada R.Roolvink, dikatakannya bahwa dimasa lampau istilah Melayu kadangkala disamakan dengan istilah Jawi. Suku bangsa Aceh, Gayo dan suku bangsa lain di utara Sumatera menggunakan bahasa Jawi, yaitu bahasa Melayu dan menamakan dirinya sebagai orang jawi atau Melayu. Dikatakan pula bahwa sejak awal abad ke-17 istilah Melayu telah bermakna lebih luas, merangkumi suku-suku bangsa serumpun. Dalam artinya yang luas itu Melayu sinonim dengan Melayu-Polinesia. Ketika masyarakat Aceh sudah memeluk agama Islam, maka pada abad ke 16 Aceh menjadi suatu bangsa yang berperadaban tinggi di kepulauan nusantara ini. Kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu dari lima kerajaan islam di dunia pada masa itu. Bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca, serta bahasa diplomasi dan bahasa ilmu pengetahuan. Banyak buku ilmu pengetahuan dan kitab agama dikarang dalam bahasa Melayu di samping dalam bahasa Arab. Bahasa Melayu yang kemudian oleh bangsa Indonesia dipakai sebagai bahasa nasional adalah bahasa Melayu yang asalnya disebut bahasa Melayu Pasai atau bahasa Jawi dari Aceh. Dengan uraian di atas barangkali cukup alasan untuk mengatakan bahwa Kerak Peradaban Aceh (KPA) adalah Melayu dan Islam, dan Aceh adalah bagian dari istilah Melayu yang lebih luas yaitu Dunia Melayu yang mecakup orang-orang yang bermukim di kepulauan Melayu dan di kepulauan Polinesia, dan Aceh telah sangat berperan dalam pengembangan bahasa Melayu dan agama islam sebagai identitas Melayu. Dalam artikelnya itu KBA memperkenalkan istilah KPA, tetapi sama sekali tidak menjelaskan apa Kerak Peradaban Aceh (KPA) itu. Maka saya duga bahwa menurut KBA bahwa KPA itu ada hubungannya dengan bangsa Arab, dengan menyimak yang ditulisnya : “Karena itu pula ulama dari Mekkah dan Madinah lebih tertarik ke Aceh daripada ke Semenanjung Melayu, karena mereka paham betul bahwa ada KPA di ujung pulau Sumatera ini yang memiliki kaitan kuat dengan kerak peradaban mereka di Timur Tengah. Ini disebabkan oleh asal usul orang Aceh berasal dari bangsa yang paling terhormat di dunia”. Benarkah demikian? Bukankah bangsa Arab hanya salah satu bangsa pendatang ke Aceh di samping orang dari India dan orang Melayu asli yang sudah datang ke Aceh lama sebelum mereka yang dari Timur Tengah itu datang? Mungkin yang dimaksud dengan kerak peradaban itu adalah Islam, tetapi mungkin juga belum tentu, karena tidak sekalipun dalam tulisan itu penulis menyebut kata Islam atau agama Islam, dan mungkin saja kerak peradaban Timur Tengah yang dimaksudkan itu adalah sesuatu sebelum ada Islam. Prof Dr Darwis A Soelaiman, MA, adalah Direktur Eksekutif Pusat Studi Melayu Aceh (PUSMA). [Sumber: Serambinews.com]

Sabtu, 12 Desember 2009

Melayukah Aceh atau Acehkah Melayu?

Melayukah Aceh atau Acehkah Melayu? Oleh Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad Opini PEMERINTAH Malaysia memberi anugerah Tun Perak kepada wakil pemerintahan Aceh (Wagub Muhammad Nazar). Ini mengingatkan saya pada Manohara ketika diberikan gelar bangsawan oleh pihak Kraton di Jawa Tengah. Bedanya memang cukup signifikan, Muhammad Nazar dalam budaya Melayu, sedang Manohara dalam budaya Jawa. Saya tidak ingin mengomentari gelar Tun Perak juga pidato Wagub yang dimuat utuh Harian Aceh (8/12/2009), sebab itu sebagai satu peristiwa sejarah bagi pemerintahan Aceh era IRNA (Irwandi dan Nazar). Justru yang menarik adalah upaya Malaysia untuk terus menerus menganggap Aceh sebagai Melayu. Pada saat yang sama, konsep Melayu di Malaysia sendiri masih bermasalah. Usaha Malaysia ini berhasil ketika beberapa tahun terakhir selalu melibatkan Aceh untuk mempertahankan identitas Melayu-Tradisional mereka. Sebab, di dalam konstitusi Malaysia, definisi Melayu adalah (1) yang berbahasa Melayu; (2) beragama Islâm; (3) lahir sebelum 1957 di Malaysia. Dari definisi ini kelihatan bahwa Aceh sama sekali bukan Melayu di dalam konteks konstitusi Malaysia, kecuali beberapa orang Aceh yang lahir di Malaysia. Bahkan beberapa keluarga mereka sama sekali masih berbahasa Aceh (bukan bahasa Melayu!) baik sesama keturunan Aceh atau di dalam keluarga mereka sendiri. Ini mirip dengan keluarga Jawa di Johor yang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Di Malaysia ada sebutan cukup rasis dalam mengeluarkan dari suku melayu, seperti indon (untuk orang Indonesia), mamak (untuk orang India), bangla (untuk orang Bangladesh). Sementara bagi orang Cina yang baru masuk Islâm dipanggil dengan istilah mat soh. Adapun untuk orang kulit putih dikenal dengan sebutan mat saleh. Demikianlah sikap rasis negeri Melayu ini terhadap para pendatang. Sehingga muncul istilah baru bagi orang Melayu di Malaysia yaitu Other Malays (orang Melayu yang lain) yang menerima sikap rasis dari Melayu versi konstitusi. Menarik lagi ketika beberapa tahun terakhir, Malaysia selalu ‘mengajak’ Aceh sebagai bagian dari peradaban Melayu pra-kemerdekaan mereka. Sehingga para pemimpin Aceh bangga sekali dengan ajakan ini. Bahkan pernah digelar konggres Melayu Raya di Banda Aceh. Pemerintah Malaysia sama sekali sudah meninggalkan konsep ini dengan mengedepankan istilah identitas baru yakni Malaysia is Truly Asia (Malaysia adalah benar-benar Asia). Karena kemesraan sejarah inilah seolah-olah Aceh dan Melayu adalah satu. Bahkan pandangan yang paling lazim adalah bahasa Pasai sebagai bahasa Peradaban Melayu. Upaya yang dilakukan oleh Malaysia ini pernah diterapkan pada negeri Pattani, namun gagal karena konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut, sehingga akar Melayu yang diinginkan oleh Malaysia tidak begitu berhasil. Akan sentimen Melayu ini masih muncul di Pattani, Yala dan Narathiwat. Namun dalam konteks Aceh seakan-akan sangat menjanjikan. Jika ditelisik secara seksama Aceh merupakan satu entitas peradaban tersendiri yang tidak ada hubungan entitas Melayu. Identitas sebagai peradaban dunia inilah yang ingin dikuburkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan sosial politik identitas di rantau Asia Tenggara. Malaysia saat ini memang sedang mengalami persoalan identitas atau referensi keaslian budaya mereka, apalagi ketika beberapa negeri mereka dikuasai oleh pihak Cina berikut kebudayaan mereka. Demikian juga kegelisahan akan putra-putri mereka di dalam berbahasa Melayu dialek Indonesia, karena tidak sendikit rumah tangga mereka ditunggui oleh wanita Indon dan menonton sinetron Indonesia. Mereka tentu saja tidak ingin seperti Singapura yang sudah berhasil menguburkan identitas Melayu. Sehingga Malaysia selalu mencari akar budaya yang kuat, termasuk ingin mengklaim beberapa budaya Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Namun karena pihak Jawa mengerti betul pola ini, maka mereka sangat menentang sikap Malaysia tersebut dengan sambutan Ganyang Malaysia. Terkait dengan Aceh yang memiliki sistem kebudayaan yang sama sekali berbeda dengan Melayu juga diusahakan untuk dikaburkan dan dikuburkan. Sistem kebudayaan dimaksud, mencakup tiga hal; bahasa (bahasa Aceh), sejarah (Aceh memiliki sejarah sendiri), kebudayaan (Aceh memiliki kebudayaan sendiri). Kalau dilihat lebih seksama kebudayaan Melayu itu tidak ada kaitannya dengan Tanah Aceh, melainkan dekat dengan Pattani dan Pulau Jawa. Orang Negeri Sembilan kebanyakan berasal dari Minangkabau. Orang Johor dan Selangor tidak sedikit berasal dari Jawa. Sedangkan Pulau Pinang memang menurut sejarah diciptakan sebagai kawasan perdagangan. Orang Aceh yang masih berbahasa Aceh bisa dijumpai di Kedah. Bahkan sejarah Melayu versi Malaysia lebih banyak diberitakan yang bersumber pada kitab Negarakertagama. Artinya walaupun ada hubungan kerajaan atau peperangan dengan Kerajan Aceh Darussalam, namun Kerak Peradaban Melayu (KPM) di Malaysia tidak ada hubungannya dengan Kerak Peradaban Aceh (PKA). Garis peradaban mereka bersinggungan dengan Jawa-Sriwijaya (Palembang dan Jambi) -Temasek (Singapura) -Nakhorn Sri Thammarat (Thailand). Inilah kelalaian para penulis Aceh di dalam menulis identitas peradaban sendiri. Dulu para penulis Aceh telah menghasilkan kitab-kitab untuk digunakan sebagai pedoman kebudayaan Aceh dengan segala keontentikannya, dimana beberapa sariannya belakangan dijadikan sebagai kerak peradaban Melayu-Malaysia. Namun sayangnya setelah melihat kegemilangan Malaysia saat ini, KPA (Kerak Peradaban Aceh) mulai menghilang. Orang Aceh agaknya bangga diklaim sebagai bagian dari Melayu. Padahal orang Melayu tidak pernah bangga menjadi bagian dari KPA. Sebagai contoh kecil, tarian seudati, ranup lampuan, ratoh duk, tarian seribu tangan, saman tidak akan pernah dijumpai di dalam sejarah tarian Melayu di Malaysia. Mereka hanya memiliki tarian zikir hulu yang berkembang di Kelantan dan Terengganu. Tarian-tarian Melayu di Malaysia lebih mirip dengan tarian Melayu-Riau. Sedangkan di Sabah dan Serawak budaya mereka lebih dekat ke budaya di pulau Kalimantan. Dari segi pakaian adat orang Aceh, jika dibuka lagi sejarah KPA maka akan terkuak bahwa adat pakaian orang Aceh sama sekali berbeda dengan orang Melayu. Salah satu pepatah Melayu adalah lembu punya susu, sapi punya nama. Artinya kita yang memiliki KPA jangan sampai diklaim sebagai bagian dari kebudayaan wangsa lain. Jika ditilik dari sejarah, tanah Melayu memang tempat pertemuan beberapa budaya, mulai budaya Jawa, Thai, hingga Aceh. Karena itu keaslian Melayu di Malaysia masih diperdebatkan oleh para peneliti. Untuk mengamankan identitas Melayu, pihak Malaysia berhenti di depan konstitusi sebagai orang Melayu yang sah. Inilah kegusaran pendiri bangsa Malaysia ketika merumuskan konsep negara Malaysia, supaya suku-suku lain mendapat tempat di dalam konstitusi Malaysia. Namun puak Melayu tetap diutamakan sebagai bumiputera. Sebagai bukti kegusaran ini adalah munculnya kerusuhan besar-besaran pada tahun 1969 akibat dari pergesekan identitas Melayu dengan identitas lainnya (Cina). Namun kita orang Aceh tanpa memahami pergumulan atau konflik identitas ingin menyandingkan dengan budaya berada dibawah kita. Saat ini upaya untuk menggali KPA sudah hilang seiring gencarnya upaya Malaysia memelayukan Aceh dan upaya orang Aceh memelayukan diri mereka sendiri. Dalam beberapa literatur sejarah (mulai dari Denys Lombard hingga Tgk Chik Kutakarang) yang sangat jelas diterangkan bahwa Aceh merupakan sebuah peradaban sendiri yang megah. Sulit mencari raja sekaliber Iskandar Muda di Tanah Melayu. Sulit mencari kitab sebanding dengan Sirat al-Mustaqim (karya Syaikh Nurdin Ar-Raniry) dan Tarjuman Mustafid dan Mir’at Tulllab ( karya Syaikh Abdur Rauf al-Singkili) di dalam sejarah Malaysia. Karena itu pula ulama dari Mekkah dan Madinah lebih tertarik ke Aceh daripada ke semenanjung Melayu, karena mereka paham betul bahwa ada KPA di ujung pulau Sumatra ini memiliki kaitan yang kuat dengan kerak peradaban mereka di Timur Tengah. Ini disebabkan oleh asal usul orang Aceh berasal dari wangsa yang paling terhormat di dunia. Kita khawatir dengan perebutan gelar dan simbol, marwah dan martabat wangsa Aceh menjadi seperti yang terjadi hari ini. Karena itu kita mengharapkan adanya pengetahuan sejarah identitas yang komprehensif di Aceh. Sejauh pengetahuan saya, tidak ada pelajaran KPA mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi di Aceh. Suku Dayak yang masih tinggal di tengah hutan sudah menggagas Dayakologi untuk menjadi sebuah ilmu seluk beluk mengenai kehidupan orang Dayak. Sedangkan Aceh belum berani memunculkan Acehnologi (ilmu tentang seluk beluk Aceh). Adapun suku Jawa telah membenamkan kerak peradaban mereka ke seluruh Indonesia, termasuk kehidupan masyarakat Aceh. Karena kealpaan dan kelalaian inilah maka tidak mengejutkan persoalan identitas wangsa Aceh akan dikaburkan beberapa tahun yang akan datang. Upaya menelusuri KPA melalui Acehnologi ini perlu dipertimbangkan. Di Aceh misalnya tidak sedikit gelar bangsawan yang punya makna identitas kebudayaan Aceh. Namun gelar dan atribut tersebut tidak lagi dipandang perlu dan digunakan oleh beberapa artis ibukota. Orang Aceh bangga dan tidak pernah merasa malu akan larinya makna KPA tersebut. Di Aceh tidak sedikit gaya bahasa Aceh yang penuh dengan estetika dan semiotik, namun sama sekali tidak menjadi pelajaran penting di sekolah atau perguruan tinggi. Tidak ada jurusan Studi Aceh (Aceh Studies) di Perguruan Tinggi Aceh. Bahkan generasi muda susah berbahasa Aceh. Perihal Acehnologi memang masih sangat tabu ibarat pijet dalam kasoe brok. Ini disebabkan oleh format dan struktur identitas Aceh sudah menghilang, kecuali simbol-simbol saja untuk keperluan Qanun Adat Istiadat yang kemudian disimpan di dalam lemari. Karena itu tidak mengejutkan jika 30 tahun yang akan datang ilmu tentang seluk beluk Aceh harus dipelajari di Semenanjung Melayu, karena Aceh adalah Melayu. Inilah kecelakaan sejarah yang paling fatal bagi wangsa Aceh. * Penulis adalah antropolog tinggal di Banda Aceh. [Sumber: Serambinews.com]

Selasa, 24 November 2009

Severn Cullis-Suzuki – Seorang Aktivis Muda Lingkungan

Sewaktu umur 12 tahun Severn Cullis-Suzuki adalah salah seorang pemerhati masalah Lingkungan Hidup yang concern dengan isu Pemanasan Global. Ia dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup, pembicara, pemandu acara televisi dan pengarang. Severn Suzuki memulai karirnya sejak umur 9 Tahun dengan mendirikan organisasi pemerhati lingkungan untuk Anak-anak. Hingga kini Ia sudah berkeliling dunia untuk berbicara tentang masalah lingkungan hidup yang sudah semakin memprihatinkan. Biografi Severn Cullis-Suzuki Severn Cullis-Suzuki atau lebih dikenal dengan nama Severn Suzuki dilahirkan di Vancouver, Canada. Ibunya adalah seorang penulis bernama Tara Elizabeth Cullis dan Ayahnya adalah David Suzuki, seorang aktivis lingkungan hidup. Ketika bersekolah di Lord Tennyson Elementary School, Ia mendirikan Environmental Children’s Organization (ECO), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk belajar dan mengajar Anak-anak tentang masalah lingkungan Hidup. Di tahun 1992, Ia bersama teman-teman ECO mengumpulkan dana untuk bisa menghadiri World Summit di Rio De Jeneiro. Bersama anggota ECO lainnya, Michelle Quigg, Vanessa Suttie, dan Morgan Geisler, Severn Suzuki menyajikan pidato tentang masalah lingkungan hidup dari perspektif Anak-anak di depan delegasi negara-negara. Bayangkan umur 12 tahun membawakan pidato di depan orang-orang penting di dunia. Pidato Severn Suzuki ini berhasil mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para delegasi. Tahun 1993, Ia mendapatkan penghargaan dari United Nations Environment Programme yaitu Global 500 Roll of Honour. Prestasi lain, yaitu diterbitkannya buku 30 halaman oleh Doubleday berjudul Tell The World yang berisi panduan lingkungan untuk keluarga. Suzuki berhasil meraih gelar kesarjanaannya bidang ekologi dan biologi revolusioner di Universitas Yale tahun 2002. Tahun 2002 juga ia menjadi pemandu Acara Suzuki’s Nature Quest, sebuah acara anak-anak yang disiarkan oleh Discovery Channel. Sampai saat ini, Severn Suzuki masih aktif terlibat dan mengembangkan proyek-proyek lingkungan Hidup, seperti The Skyfish Project walaupun dibubarkan tahun 2004 karena Severn Suzuki melanjutkan sekolahnya. Ia juga sempat berbicara di forum lingkungan hidup seperti World Summit on Sustainable Development di Johannesburg pada bulan Agustus 2002. Pidato ECO di World Summit 1992 Salah satu prestasi besar dari Severn Suzuki adalah membawakan pidato atas nama ECO di depan peserta World Summit tahun 1992. Pidato ini berhasil membungkam para delegasi karena anak 12 tahun memiliki pemikiran yang jauh ke masa depan tentang masalah lingkungan hidup. Berikut adalah terjemahan pidato Severn Suzuki di World Summit 1992 (sumber The Collage Foundation). Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O – Enviromental Children Organization Kami Adalah Kelompok dari kanada yg terdiri dari anak” berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat Perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quigg dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja. Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak” yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang” yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitat nya. kami tidak boleh tidak di dengar. Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara. Saya sering memancing di di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan”nya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang” dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya – hilang selamanya. Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang” liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu”. tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal” tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.. Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah” kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahan nya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya! Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan” salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang” yang telah punah. Dan anda tidak dapat mengembalikan Hutan-Hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA! Disini anda adalah deligasi negara-negara anda. Pengusaha, Anggota perhimpunan, wartawan atau politisi – tetapi sebenernya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki” dan saudara perempuan, paman dan bibi – dan anda semua adalah anak dari seseorang. Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama – perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut. Saya Hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan. Di Negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. walaupun begitu tetap saja negara” di utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan – kami memiliki jam tangan, sepeda,komputer dan perlengkapan televisi. Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak” yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya, dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak” jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal . dan Cinta dan Kasih sayang ” . Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah? Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak” tersebut berusia sama dengan saya , bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak” yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India. Saya hanyalah Seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua Uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini. Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain. Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan. Tidak menyakiti makhluk hidup lain, Berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarakan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut? Jangan lupakan mengapa anda menghadiri Konfrensi ini. mengapa anda melakukan hal ini – kami adalah anak” anda semua , Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak” mereka dengan mengatakan ” Semuanya akan baik-baik saja “. ‘kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan’ dan ‘ ini bukanlah akhir dari segalanya’ Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata ‘ kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu bukan oleh kata” mu ‘ Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.. kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata” tersebut. Sekian dan terima kasih atas perhatian nya. Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh Orang” penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya, setelah pidato nya selesai serempak seluruh Orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun. dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya.. ” Hari ini Saya merasa sangatlah Malu terhadap Diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa penting na linkungan dan isinya disekitar kita oleh Anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun Naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun “. Versi video bisa dilihat di Youtube : Severn Cullis-Suzuki’s speech at UN Earth Summit 1992 Sumber artikel : http://en.wikipedia.org/wiki/Severn_Cullis-Suzuki

Rabu, 18 November 2009

Koin Langka Indonesia

Ternyata indonesia beberapa tahun silam telah memproduksi koin2 yang mempunyai nominal besar. Nominalnya yaitu: Rp. 100.000 Rp. 850.000 Rp. 150.000 Rp. 20.000 Ternyata indonesia beberapa tahun silam telah memproduksi koin2 yang mempunyai nominal besar. Rp.100.000 Rp.850.000 Rp.150.000 Rp.20.000 [Dari Sumber Rahasia]

Kubah Kiamat di Kutub Utara

Sebuah bangunan sangat kuat yang dibangun di Kutub Utara untuk menyimpan biji-bijian dari seluruh dunia resmi difungsikan. Fasilitas yang disebut sebagai Kubah Kiamat (Doomsday Vault) ini dibuat di dalam sebuah gunung beku di Kepulauan Svalbard, Norwegia, 1100 kilometer dari kutub utara. Kubah ini akan berfungsi untuk menyimpan biji-bijian dari seluruh dunia guna melindungi plasma nutfah. Harapannya, jika terjadi bencana besar yang melanda dunia, biji-bijian yang disimpan di kubah itu akan bisa menjadi sumber penyelamat manusia sebelum terjadi kelaparan. Karena fungsi sebagai penyelamat manusia, maka kubah itu diberi nama Kubah Kiamat (Doomsday Vault). Kubah tersebut terletak di dalam sebuah gunung beku di Kepulauan Svalbard, Norwegia, 1100 kilometer dari Kutub Utara. Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg menyebut bahwa Svalbard Global Seed Vault merupakan kebijakan penyelamatan kami. “Ini adalah ‘Bahtera Nuh’ untuk melindungi keragaman biologi generasi masa depan,” ujar Jens Stoltenberg dalam upacara peresmian kubah itu. Acara yang monumental tersebut juga dihadiri oleh Presiden Komisi Eropa, Jose Manual Barroso, dan penerima Nobel Perdamaian 2004, Wangari Maathai, dari Kenya. Setelah diresmikan, kubah yang berada di dalam perut gunung sedalam 127,5 meter ini akan menyimpan cadangan bibit dari ratusan bank benih dari seluruh dunia. Ruangan di dalamnya dapat memuat 4,5 juta sampel benih. Kubah yang pembangunannya memakan biaya US$9,1 juta-hasil kerja sama Global Crop Diversity Trust, lembaga yang didanai badan PBB untuk urusan pangan atau FAO (Food and Agriculture Organization) dan Biodiversity Internasional yang berbasis di Roma, Italia-diharapkan benar-benar bisa jadi solusi masa depan demi kelangsungan kehidupan manusia. [Dari berbagai Sumber]

2012

2012 adalah sebuah film bencana tahun 2009 yang disutradarai Roland Emmerich. Film ini memiliki ensemble cast, termasuk John Cusack, Amanda Peet, Danny Glover, Thandie Newton, Oliver Platt, Chiwetel Ejiofor, dan Woody Harrelson. Film ini akan didistribusikan oleh Columbia Pictures. Syuting dimulai bulan Agustus 2008 di Vancouver. Alur. Film ini terinspirasi oleh ide peristiwa hari kiamat global yang bersamaan dengan akhir putaran Kalender Hitungan Panjang Maya pada atau sekitar 12 Desember 2012 (titik balik matahari musim dingin belahan Bumi utara). Jackson Curtis (John Cusack) adalah seorang ayah yang telah bercerai yang bekerja sampingan sebagai supir limousin dan penulis, sementara bekas istrinya (Amanda Peet) dan anak-anaknya tinggal bersama dengan pacar barunya, Gordon (Thomas McCarthy). Di kota Tikal suku Maya di Guatemala, korban bunuh diri massal tampaknya mempercayai kalender Maya, yang meramalkan akhir dunia yang bersamaan dengan Kesejajaran Galaktik, yang terjadi pada 21 Desember 2012, tanggal terjadinya titik balik matahari musim dingin di belahan Bumi utara. IHC (Institute for Human Continuity), sebuah organisasi rahasia, menyadari situasi ini dan mulai membangun bahtera besar di bawah Pegunungan Himalaya yang dirancang untuk menghadapi banyak bencana alam untuk menyelamatkan manusia, spesies tertentu, dan harta manusia yang paling berharga ketika kiamat akhirnya terjadi. Ada perdebatan tentang bagaimana dan kapan pemerintah dunia akan memberitahu warga mereka, dan cara memilih orang-orang yang akan diselamatkan dari kiamat ini. Sementara itu, ketika sedang dalam perjalanan siang menuju Yellowstone dengan dua anaknya, Jackson bertemu Charlie Frost (Woody Harrelson), yang membawakan acara radionya sendiri tentang prediksi suku Maya terhadap 21 Desember 2012. Retakan besar terbentuk di Patahan San Andreas, California, dan meskipun pemerintah meyakinkan segalanya aman, Jackson tidak yakin. Menyewa pesawat pribadi dan memperoleh barang-barang darurat, ia pergi ke rumah Kate di L.A. untuk menyelamatkan keluarganya dan Gordon dari gempa bumi karena perpindahan kulit Bumi. Jackson dengan cepat mengumpulkan keluarganya, dan setelah perjalanan yang panjang dan berbahaya dengan jalan-jalan yang runtuh menuju Bandar Udara Santa Monica, pacar baru Amanda, Gordon menggunakan kemampuan terbangnya untuk menyelamatkan keluarga ini. Deluruh kota Los Angeles yang runtuh mulai tenggelam ke Samudera Pasifik. Ketika pesawat semakin kekurangan bahan bakar, kelompok ini melihat kemungkinan mendarat di Wyoming. Jackson memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu Charlie. Menentang keinginan Kate, Jackson dan Lily pergi mencari Charlie, meskipun menemukan vannya kosong. Melalui radio, Charlie memberitahukan pendengarnya bahwa ia telah pergi ke pegunungan untuk menyaksikan kiamat. Jackson mengambil van tersebut untuk menyelamatkan Charlie, tapi Charlie menolak pergi. Ketika Jackson dan Lily melarikan diri dari gunung api yang meletus, Charlie menyebutkan sebuah peta di van yang akan memperlihatkan rute lari. Jackson dan Lily pergi kembali ke pesawat melewati hujan batu lava. Setelah tiba, Lily lari ke pesawat, tapi Jackson tetap di van untuk mencari peta tersebut, dan itu terlalu lama. Ketika tanah terbuka, van itu jatuh ke sebuah celah. Keluarga Jackson ketakutan, tapi harus pergi. Jackson memegang pinggiran, dan berlari ke pesawat ketika tanah di belakangnya terus runtuh. Ia cukup cepat memasuki pesawat. Semakin jelas bahwa tidak hanya California yang mengalami bencana: Gunung Api Super Yellowstone meletus; gempa besar terjadi di Amerika Selatan; Washington, D.C. dibanjiri oleh tsunami dan USS John F. Kennedy menghancurkan Gedung Putih; dan St. Peter's Basilica di Roma runtuh, menewaskan ribuan orang. Tsunami lain menghantam New York City, menenggelamkan Patung Liberty. Pemerintah AS akhirnya mengumumkan akhir dunia. Jackson dan keluarganya harus mencari jalan ke Cina untuk menaiki kapal besar, karena pesawat kecil mereka tak mampu melakukan perjalanan ini. Ketika mereka mencari pesawat baru, semuanya dipenuhi penumpang. Tetapi, Gordon bergantung pada salah satu klien lamanya, Tamara (Beatrice Rosen). Ia bersama dengan milyuner Rusia, Yuri Karpov (Zlatko Buric). Keluarga ini mengetahui bahwa Yuri telah membawa pesawat untuk kabur ke Cina. Jackson meminta untuk memperbolehkan keluarganya, tapi Yuri menolak. Tetapi, pilotnya, Sasha (Johann Urb) memberitahu bahwa ia membutuhkan seorang kopilotdan Jackson mengatakan Gordon adalah pilot terlatih. Sehingga, kelompok ini akhirnya menaiki pesawat tersebut sementara bandara hancur oleh gempa bumi. Ketika mereka ada di udara, Sasha sadar bahwa pesawat ini tidak memiliki bahan bakar cukup untuk terbang ke Cina. Ia memberitahu Gordon, dan mereka setuju untuk mendarat di air. Sasha kemudian mengetahui bahwa mereka tidak lagi di atas lautan: kulit Bumi telah berpindah ribuan mil dan mereka mengarah ke Pegunungan Himalaya. Mengetahui resiko mendaratkan pesawat di atas salju, Sasha mengatakan pada penumpang untuk pergi ke penyimpanan kargo dan banyak mobil disimpan di sana, sementara ia dan Gordon mempertahankan kontrol dan membuka pintu kargo dari kokpit. Rencana mereka ialah mengeluarkan mobil tersebut dari penyimpanan kargo. Gordon harus meninggalkan Sasha dan berlari ke mobil tepat waktunya. Sasha mendaratkan pesawat di sebuah jurang, yang kemudian runtuh. Anggota kelompok lainnya mendarat selamat. Tamara menangis dan meminta agar mereka kembali untuk mencari Sasha. Sebelum mereka bertindak, helikopter Cina yang mengangkut hewan besar terbang di atas mereka. Satu helikopter mendarat, meskipun kelompok ini tahu bahwa mereka harus bayar untuk menaikinya. Yuri membayar untuk dirinya dan putranya, tapi menolak membayar untuk orang lain. Sebelum masuk helikopter, ia berkata pada Tamara bahwa ia tahu hubungannya dengan Sasha. Kelompok ini tak memiliki pilihan kecuali jalan melintasi pegunungan untuk mencari kelompok lain. Sebuah mobil lewat, Jackson melempar batu ke arahnya. Mobil berbalik dan penumpang membolehkan mereka naik. Di dalamnya terdapat seorang biarawan Buddha, Nima (Osric Chau), dan neneknya (Lisa Lu). Mereka pergi untuk bertemu dengan saudara Nima, Tenzin (Chin Han), yang punya rencana untuk menyelinap ke kapal besar itu. Setelah tiba, Tenzin marah. Ia mengatakan pada Nima bahwa rencananya tidak dapat melibatkan banyak orang, dan orang lain tidak bisa diikutkan bergabung. Jackson dan Kate memaksa pada Tenzin bahwa mereka membawa anak-anak. Setelah perdebatan panjang, Tenzin membolehkan seluruh kelompok bergabung. Jackson dan keluarganya berusaha menyelinap ke kapal itu dengan bantuan Tenzin. Carl Anheuser (Oliver Platt), Kepala Staf Presiden kemudian memerintahkan agar gerbang kapal ditutup, sementara suplai belum cukup. Ketika gerbang ditutup, kaki Tenzin hancur dan Gordon tewas. Dr.Adrian Helmsley,penasihat ilmiah Presiden (Chiwetel Ejiofor), kaget dan memutuskan gerbang dibuka untuk korban selamat yang tersisa. Roda sebuah gerbang di kapal tersebut macet dan tak mau menutup, sehingga gerbang setengah terbuka. Mesin kapal tak bisa dinyalakan kecuali gerbang ditutup. Ketika tsunami menghantam kapal, sebuah struktur penopang utama patah, dan kapal mengapung menuju Gunung Everest. Jackson dan Noah berusaha memperbaiki roda kapal dan gerbang pun tertutup. Mesin dinyalakan kembali untuk menghindari tabrakan dengan gunung. Kapal menabrak Gunung Everest, tapi mengalami sedikit kerusakan. Ketika banjir menyurut, kapten kapal memutuskan Tanjung Harapan Baik di Afrika Selatan sebagai tanah baru yang cocok bagi korban selamat. Produks. Sutradara Roland Emmerich dan komposer-produser Harald Kloser menulis naskah spekulatif berjudul 2012, yang dipasarkan ke studio-studio besar bulan Februari 2008. Hampir semua studio bertemu dengan Emmerich dan perwakilannya untuk mendengar perkiraan biaya sutradara dan alur ceritanya, sebuah proses yang pernah dijalani sutradara itu melalui film Independence Day (1996) dan The Day After Tomorrow (2004).[4] Film ini menganggarkan biaya $260 juta.[3] Pada bulan itu, Sony Pictures Entertainment memenangkan hak untuk naskah spekulatif itu, berencana mendistribusikannya di bawah Columbia Pictures.[5] Studio ini berencana membuat film ini kurang dari biaya perkiraan.[6] Pemfilman dijadwalkan dimulai di Los Angeles, California, bulan Juli 2008,[7] tapi kemudian pindah ke Vancouver bulan Agustus 2008 dan selesai Januari 2009.[8] Karena pemogokan Screen Actors Guild 2008, pembuat film membuat rencana cadangan untuk meneruskan film ini.[9] Uncharted Territory, Digital Domain, Double Negative, Scanline, Sony Pictures Imageworks dan lainnya diiikutkan untuk membuat efek visual untuk 2012.[10] Thomas Wander membuat musik bersama Harald Kloser. Meskipun film ini memperlihatkan kehancuran sejumlah bangunan budaya dan bersejarah terkenal di seluruh dunia, Emmerich mengatakan bahwa Kabah juga dipertimbangkan untuk dihancurkan. Kloser tidak ingin memasukkan Makkah, dengan alasan ia tak ingin sebuah fatwā dikeluarkan untuknya. Pemeran. * John Cusack sebagai Jackson Curtis, penulis buku fiksi ilmiah yang bekerja sampingan sebagai supir limousine.[12] * Amanda Peet sebagai Kate, bekas istri Jackson.[13] * Liam James sebagai Noah Curtis, putra Jackson dan Kate. * Morgan Lily sebagai Lilly Curtis, putri Jackson dan Kate.[14] * Thomas McCarthy sebagai Gordon, pacar Kate saat ini dan seorang dokter bedah plastik.[15] * Danny Glover sebagai Thomas Wilson, Presiden Amerika Serikat ke-45[6] * Thandie Newton sebagai Laura Wilson, putri Presiden.[6] * Chiwetel Ejiofor sebagai Adrian Helmsley, penasehat ilmiah Presiden.[16] * Oliver Platt sebagai Carl Anheuser, Kepala Staf.[6] * Woody Harrelson sebagai Charlie Frost,[17] seseorang yang memprediksikan akhir dunia dan dianggap gila oleh orang lain. Alex Jones mengklaim Harrelson berkata padanya bahwa karakter Frost didasarkan pada dirinya.[rujukan?] Tampaknya karakter Frost didasarkan pada Art Bell. Harrelson membandingkan karakternya pada figur mitologi Yunani, Cassandra, yang prediksinya ditolak.[18] * Ng Chin Han sebagai Lin Pang, seorang pekerja di Tibet.[8] * Zlatko Burić sebagai Yuri Karpov, seorang milyuner Rusia. Musik. Musik asli untuk film ini digubah oleh Harald Kloser dan Thomas Wander. Penyanyi Adam Lambert dari American Idol menyumbang lagu untuk film ini yang berjudul "Time for Miracles" dan mengekspresikan rasa terima kasihnya untuk kesempatan wawancara dengan MTV.[19] Musik film ini terdiri dari 24 track, yang juga termasuk lagu "Fades Like a Photograph" oleh Filter dan lagu lain berjudul "It's Not The End of The World", dikarang oleh Kloser dan Wander. Pemasaran. Tanggal 12 November 2008, studio ini merilis trailer teaser pertama untuk 2012 yang memperlihatkan tsunami menerpa Himalaya dan memunculkan pesan ilmiah yang menyatakan bahwa dunia akan berakhir pada 2012, dan bahwa pemerintah dunia tidak mempersiapkan penduduknya untuk peristiwa ini. Trailer berakhir dengan pesan pada pembaca untuk "find out the truth" (cari kebenaran) dengan mencari "2012" menggunakan mesin pencari. The Guardian mengkritik keefektifan pemasaran sebagai "cacat dalam" dan menghubungkannya dengan "situs web yang tidak lagi membuat klaim tentang 2012".[21] Studio ini juga meluncurkan situs web pemasaran viral yang dioperasikan oleh Institute for Human Continuity yang dibuat-buat, di mana pemburu film bisa mendaftar untuk nomor undian untuk menjadi bagian dari penduduk yang akan diselamatkan dari kehancuran global.[22] David Morrison dari NASA telah menerima lebih dari 1000 pertanyaan dari orang-orang yang mengira situs web tersebut asli dan mengutuknya dan berkata "Aku juga punya kasus remaja menulis padaku dan mengakatan mereka hendak bunuh diri karena mereka tidak ingin melihat dunia berakhir. Kupikir ketika kau berbohong di Internet dan menakut-nakuti anak-anak untuk menghasilkan uang, secara etis itu salah."[23] Situs web pemasaran viral lainnya mempromosikan Farewell Atlantis, sebuah novel fiksi yang dibuat oleh pemain protagonis utama film ini, mengenai kejadian 2012.[24] Comcast juga telah mengadakan "kampanye tutup jalan" untuk mempromosikan film ini, di mana adegan dua menit dari film ini disiarkan di 450 jaringan televisi komersial Amerika Serikat, stasiun lokal berbahasa Ingris dan Spanyol, dan 89 penyalur televisi kabel dalam siaran 10 menit antara 10:50 malam EDT/PDT dan 11:00 malam EDT/PDT tanggal 1 Oktober 2009.[25] Adegan ini memperlihatkan kehancuran Los Angeles dan berakhir dengan cliffhanger (istilah perfilman), dengan seluruh klip lima menit 28 detik tersedia di situs web Fancast milik Comcast. Surat kabar dagang Variety memperkirakan bahwa, "Siaran ini akan ditayangkan di depan 90% semua rumah yang menonton TV beriklan, atau hampir 110 juta penonton. Bila digabungkan dengan aliran online dan mobile, dapat meningkat lebih dari 140 juta penonton".[25] Sony juga berencana meniru promosi ini di daerah lain. Rilis. 2012 awalnya dijadwalkan dirilis tanggal 10 Juli 2009. Tanggal rilisnya dipindahkan ke 12 November 2009 (13 Nov di AS) untuk keluar dari jadwal musim panas sibuk menjadi bingkai waktu yang studio ini anggap memiliki potensi kesuksesan finansial. Menurut studio, film ini akan selesai untuk tanggal rilis musim panas, tapi perubahan tanggal akan memberikan waktu lebih panjang untuk produksi.[26] Film ini dirilis pada 11 November 2009.[27][2] Dirilis hari Jumat tanggal 13 November 2009 di Kanada dan Amerika Serikat, dan 21 November 2009 di Jepang.[1] Rilis besar dilakukan di India pada 13 November 2009. Di Britania Raya, sejumlah teater, seperti Vue Cinemas Islington, memiliki jadwal pemutaran pada pukul 8:12 malam (20:12) yang bersamaan dengan judul film. Penerimaan. Film 2012 saat ini memegang nilai 34% di Rotten Tomatoes berdasarkan 5 review, menyebut berbagai kesalahan ilmiah, naskah yang terkesan malas dan ketergantungan besar pada visual CG. Pada bagian 'critics' di atas, nilainya 22%. [29] Sebagai perbandingan, film ini juga memiliki nilai 'campuran' 56 di Metacritic, berdasarkan 7 review.[30] Roger Ebert sangat antusias terhadap film ini, memberikannya 3.5 dari 4 bintang, mengatakan film ini "memberikan apa yang dijanjikan, sejak tak ada orang yang akan membeli tiket yang mengharapkan sesuatu yang lain, film ini, bagi para penontonnya, adalah salah satu film paling memuaskan tahun ini." Kemunculan televisi Berbicara pada Entertainment Weekly, Emmerich membenarkan bahwa serial televisi yang berdasarkan film ini sedang dibuat. Serial ini akan digunakan sebagai sekuel film dan direncanakan bercerita tentang sekumpulan korban selamat di tahun 2013. [Sumber: Wikipedia]

Kamis, 12 November 2009

uniQhue

JEMBATAN INTERNASIONAL TERKECIL DIDUNIA Unik, aneh, tapi nyata. Dua pulau yang saling berdekatan ternyata berada dalam dua wilayah berbeda. Pulau yang besar berada dalam wilayah Kanada sedang pulau yg kecil berada di wilayah Amerika Serikat. Yang menarik dua pulau beda Negara ini dihubungkan oleh jembatan sepanjang 10 meter. Inilah jembatan internasional terkecil atau terpendek di dunia. ‘Pasangan’ pulau terletak dekat Rockport disebut Zavikon. Dua pulau itu termasuk kumpulan ‘kepulauan seribu’ yang berada di Saint Lawrence River di Teluk Alexandria, perbatasan AS-Kanada. Persetujuan batas wilayah ini telah disepakati antara kedua Negara -AS dan Kanada- sejak 1793. Namun kedua Negara memutuskan tidak akan membagi dua pulau di perbatasan. Sekitar 2/3 pulau berada di wilayah Kanada, 1/3 nya berada di Amerika. AS maupun Kanada, menganggap posisi mereka setara dalam hal kepemilikan pulau. Namun bagi pemandu wisata, ini merupakan ‘keuntungan’ karena dari segi pariwisata keberadaan dua pulau ini menjadi sangat unik dan menarik ‘dijual’. Para pemandu wisata ingin jembatan internasional terkecil di dunia diketahui khalayak. Di pulau besar yg diklaim sebagai wilayah Kanada dibangun rumah, sementara pulau kecil yg merupakan bagian dari Amerika, berfungsi sebagai halaman belakang rumah. [Sumber: http://alifnews.wordpress.com/2008/12/09/jembatan-internasional-terpendek-di-dunia/] NEGARA TERKECIL DIDUNIA Nama Negara : Principality of Sealand Bahasa resmi : Inggris Luas Wilayah : 550 m² Raja : Pangeran Roy Bates Kepala Pemerintahan : Putra Mahkota Michael Bates Jumlah Penduduk : satu orang (Michael Bates,2002) Mata uang : Dolar Sealand yang nilainya terkontrol dolar AS Sealand adalah sebuah wilayah yang terletak sekitar 10 Km pesisir pantai Sulffolk,Inggris,pada titik Koordinat 51 "53'40" LU,1"28'57" BT". Uniknya,Negara ini wilayahnya cuma mencakup Roughs Tower saja,yang notabene hanya mempunyai luas hanya 550 m² saja Sealand sendiri berhasil di deklarasikan pada 2 September 1967, namun nggak ada satu negara manapun yang mau mengakuinya sebagai sebuah negara merdeka. Statusnya sendiri adalah negara Mikro (Penduduknya sendiri mengakui wilayah tsb adalah sebuah negara yang merdeka,tapi tidak diakui sebagai negara oleh negara lainnya). Raja pertamanaya adalah Paddy Roy Bates,yang Bergelar Pangeran Roy Bates. Sedangkan istrinya menjadi selir dengan gelar Putri Joan Bates, dan Kepala Pemerintahannya anaknya sendiri,Michael Bates. Sejarahnya dulu,Tower Rough merupakan sebuah menara tua yang dulu digunakan sebagai pertahanan para angkatan Laut Kerajaan Inggris Raya di sekitar pesisir pantai Sulffolk pada radius 12 nautical-mile. [Sumber: http://www.dakiunta.com/content/negara-terkecil] INILAH REPUBLIK BERDAULAT TERKECIL DI DUNIA. Sebagaimana syarat-syarat berdirinya sebuah negara yang berdaulat, maka Republik Molossia memang layak dikatakan sebagai negara Republik terkecil di muka bumi ini, walau mungkin tidak akan pernah terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun Republik yang memiliki wilayah kedaulatan sendiri ini memang ada secara faktual, de facto. Republik Of Molossia secara geografi berada di dalam negara Amerika Serikat yaitu di Dayton Nevada, jadi negara Molossia dikelilingi oleh negara Amerika Serikat. Negara paling kecil ini di pimpin oleh seorang ditaktor yang bernama Kevin Baugh dimana Kevin ditemani oleh 2 anaknya di negara yang ia proklamirkan 3o tahun silam itu. Molossian Bangsa yang didirikan pada 26 Mei 1977 I. Dikenal pada waktu itu sebagai Republik Grand Vuldstein, James Spielman dinyatakan Raja James I, dan Kevin Baugh dinyatakan Perdana Menteri. Setelah periode singkat kegiatan sporadis bangsa memasuki masa dormansi. Raja James I, meskipun masih raja, tidak lagi menjadi aktif dalam kerajaan pada waktu itu. Kerajaan terus, tanpa partisipasi langsung Raja, dan terus dikembangkan oleh Perdana Menteri. Pada tahun 1980 itu berganti nama menjadi Kerajaan Edelstein, dan pada tahun 1988 berganti nama XI itu lagi, kali ini sebagai Kerajaan Zaria. Kerajaan nomaden ada sebagai pemerintah, tanpa sebuah rumah. Dijalankan oleh Perdana Menteri, Pemerintah bepergian ke Eropa. Sementara di Eropa, dan setelah kembali dari Eropa pada tahun 1992 XV, Kerajaan makmur dan tumbuh dalam budaya. Pada tahun 1995 XVIII, Kerajaan itu ditransplantasikan ke Negara Bagian Nevada, AS. In 1998, Pada tahun 1998, tanah dibeli bahwa bangsa kita dapat menelepon ke rumah, dan di atas mana pemerintah secara resmi dan secara resmi didirikan. Pada bulan Juni 1998 , Kerajaan itu menolak mendukung pemerintahan Komunis sementara. Pada September 1998 XXI, mengorbankan kedaulatannya Molossia dan bergabung dengan United Provinsi Utopia sebagai provinsi yang bangsa. Luas Wilayah : 14.3 acres Date of foundation : 3 September 1999 (Saat di Nevada) Pemimpin : Kevin Baugh (Ditaktor) Bentuk Negara : Republic (Dictatorship de facto) Bahasa : English (Deseret), Esperanto, and “Griko” Mata Uang : Valora (Dari Koin Kasino) Ibu Kota : Espera Time Zone : Molossian Standard Time (UTC-7 hours, 29 minutes) Penduduk Manusia : 3 (3 lainnya anjing ) Seperti dikutip ruanghati.com dari Telegraph menerangkan fakta yang menarik dari Negara Molossia ini adalah sudah memiliki mata uang sebagaimana negara-negara lain pada umumnya, kantor pos sendiri, bahkan pengurusan passpoer sendiri, juga perangko dan juga makanan serta minuman kebangsaan mereka. Wah niat banget si pimpinan negara kecil ini untuk mewujudkan sebuah negara. [Sumber: http://ruanghati.com/2009/10/05/inilah-republik-berdaulat-terkecil-di-dunia-penduduknya-3-orang-dan-3-anjing/]

Kamis, 29 Oktober 2009

Kata Bijak

Smile is the shortest distance between two people. Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia . Real power does not hit hard , but straight to the point. Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras , tetapi tepat sasaran You have to endure caterpillars if you want to see butterflies. (Antoine De Saint) Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu. (Antoine De Saint) Only the man who is in the truth is a free man. Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas. Every dark light is followed by a light morning. Malam yang gelap selalu diikuti pagi yang tenang. Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself. Tertawa itu sehat, lebih-lebih jika mentertawakan diri sendiri. The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small. Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil. Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan. To be silent is the biggest art in a conversation. Sikap diam adalah seni yang terhebat dalam suatu pembicaraan. The worst in the business world is the situation of no decision. (Napoleon). Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan. (Napoleon). Dig a well before you become thirsty. Galilah sumur sebelum Anda merasa haus. Good manners consist of small sacrifices. Sopan – santun yang baik yang terdiri dari pengorbanan –pengorbanan kecil. IDEAS ARE ONLY SEEDS, TO PICK THE CROPS NEEDS PERSPIRATION. GAGASAN-GAGASAN HANYALAH BIBIT, MENUAI HASILNYA MEMBUTUHKAN KERINGAT. LAZINESS MAKES A MAN SO SLOW THAT POV ERTY SOON OVERTAKE HIM. KEMALASAN MEMBUAT SESEORANG BEGITU LAMBAN SEHINGGA KEMISKINAN SEGERA MENYUSUL. THOSE WHO ARE ABLE TO CONTROL THEIR RAGE CAN CONQUER THEIR MOST SERIOUS ENEMY. SIAPA YANG DAPAT MENAHAN MARAHNYA MAMPU MENGALAHKAN MUSUHNYA YANG PALING BERBAHAYA. KNOWLEDGE AND SKILLS ARE TOOLS, THE WORKMAN IS CHARACTER. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ADALAH ALAT, YANG MENENTUKAN SUKSES ADALAH TABIAT. A HEALTHY MAN HAS A HUNDRED WISHES, A SICK MAN HAS ONLY ONE. ORANG YANG SEHAT MEMPUNYAI SERATUS KEINGINAN, ORANG YANG SAKIT HANYA PUNYA SATU KEINGINAN A MEDICAL DOCTOR MAKES ONE HEALTHY, THE NATURE CREATES THE HEALTH. (Aristoteles) SEORANG DOKTER MENYEMBUHKAN, DAN ALAM YANG MENCIPTAKAN KESEHATAN. (Aristoteles) THE MAN WHO SAYS HE NEVER HAS TIME IS THE LAZIEST MAN.(Lichtenberg) ORANG YANG MENGATAKAN TIDAK PUNYA WAKTU ADALAH ORANG YANG PEMALAS.(Lichterberg) POLITENESS IS THE OIL WHICH REDUCES THE FRICTION AGAINST EACH OTHER. (Demokritus). SOPAN-SANTU ADALAH IBARAT MINYAK YANG MENGURANGI GESEKAN SATU DENGAN YANG LAIN. (Demokritus). A DROP OF INK CAN MOVE A MILLION PEOPLE TO THINK. SETETES TINTA BISA MENGGERAKAN SEJUTA MANUSIA UNTUK BERFIKIR. WE CAN TAKE FROM OUR LIFE UP TO WHAT WE PUT TO IT. APA YANG BISA KITA DAPAT DARI KEHIDUPAN KITA TERGANTUNG DARI APA YANG KITA MASUKKAN KE SITU. REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT. KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN IF YOU LEAVE EVERYTHING TO YOUR GOOD LUCK, THEN YOU MAKE YOUR LIFE A LOTTERY. JIKA ANDA MENGANTUNGKAN DIRI PADA KEBERUNTUNGAN SAJA, ANDA MEMBUAT HIDUP ANDA SEPERTI LOTERE. REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT. KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN. BEING CAREFUL IN JUDGING AN OPINION IS A SIGN OF WISDOM. KEHATI-HATIAN DALAM MENILAI PENDAPAT ORANG ADALAH CIRI KEMATANGAN JIWA. YOU RECOGNIZE BIRDS FROM THEIR SINGGING, YOU DO PEOPLE FROM THEIR TALKS. BURUNG DIKENAL DARI NYANYIANNYA, MANUSIA DARI KATA-KATANYA. ONE OUNCE OF PREVENT IS EQUAL TO ONE POUND OF MEDICINE. SATU ONS PENCEGAHAN SAMA NILAINYA DENGAN SATU PON OBAT. (Dari Berbagai Sumber)

Senin, 26 Oktober 2009

...Kata Bijak>>

Waktu berlalu terlalu cepat. Ia tidak akan pernah kembali dan akan terus berlalu menuju titik perhentiannya. Namun sebelum ia sampai disana, ciptakanlah karyamu dgn kreativitas, usahakanlah talentamu dgn kerja keras, dan warnailah hidupmu dgn inspira...si. Karna dgn demikian engkau menghargai kehidupan sbg berkat yg tak ternilai. Time is Priceless.. Keraguan ibarat firasat yg tertunda. Ia bisa saja menyelamatkan jiwa, namun ia juga bisa melenyapkan kesempatan emas dari kehidupan anda. Jadi jika ketidakpastian datang, pertajam firasat anda. Jika anda yakin, ambil resikonya dan hadapi tantangannya.... If u succeed, u hit the jackpot, but if u failed, learn from it. It's a win-win solution. Meniti karir sama seperti mendaki gunung yg tinggi. Dari jauh, ia terlihat kecil & mudah ditaklukkan. Namun semakin tinggi mendaki, "the reality start kicks in". Saat semangat, tenaga dan pikiran mulai pudar, komitmen awal mulai diragu...kan. Apabila sampai di puncak, pd akhirnya tdk ada lg yg bs dipanjat & satu2nya jalan adl "turun gunung". Jd nikmatilah puncak karir sebaik2nya karna semua itu akan cepat berlalu. Kelemahan adalah kekuatan yg tersembunyi. Kelemahan membuat kt menjadi manusia yg penuh kekurangan, namun kelemahan juga memberi kesempatan bagi kt untuk mengalahkan keterbatasan. Ubahlah kelemahanmu menjadi kekuatanmu. Latihlah tanpa mengenal kata m...enyerah, sampai menyadari bahwa kekuatan utamamu sebenarnya adalah kelemahan terbesarmu.. [From: Edwin Lau]

Minggu, 25 Oktober 2009

I'm comeback

Hayyyyyyyyyyyyyy.... udah Lama ga ngebLog... kangen juga euy... btw maaf ya bwt bLog ku, udah ga pernah nuLis Lg... ntar nyari bahan yg bgs duLu buat di posting disini, okey.....

Kamis, 02 April 2009

Mitos tentang nama Aceh

Aceh adalah nama sebuah Bangsa yang mendiami ujung paling utara pulau sumatera yang terletak di antara samudera hindia dan selat malaka. Aceh merupakan sebuah nama dengan berbagai legenda. Berikut beberapa mitos tentang nama Aceh yang dirangkum dari berbagai catatan lama seperti yang saya kutip dari Web Forum Plasa. 1. Menurut H. Muhammad Said (1972), sejak abad pertama Masehi, Aceh sudah menjadi jalur perdagangan internasional. Pelabuhan Aceh menjadi salah satu tempat singgah para pelintas. Malah ada di antara mereka yang kemudian menetap. Interaksi berbagai suku bangsa kemudian membuat wajah Aceh semakin majemuk. Muhammad Said mengutip keterangan dari catatan Thomas Braddel yang menyebutkan, di zaman Yunani, orang-orang Eropa mendapat rempah-rempah Timur dari saudagar Iskandariah, Bandar Mesir terbesar di pantai Laut Tengah kala itu. Tetapi, rempah-rempah tersebut bukanlah asli Iskandariah, melainkan mereka peroleh dari orang Arab Saba. Orang-orang Arab Saba mengangkut rempah-rempah tersebut dari Barygaza atau dari pantai Malabar India dan dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Sebelum diangkut ke negeri mereka, rempah-rempah tersebut dikumpulkan di Pelabuhan Aceh. 2. Raden Hoesein Djajadiningrat dalam bukunya Kesultanan Aceh (Terjemahan Teuku Hamid, 1982/1983) menyebutkan bahwa berita-berita tentang Aceh sebelum abad ke-16 Masehi dan mengenai asal-usul pembentukan Kerajaan Aceh sangat bersimpang-siur dan terpencar-pencar. 3. HM. Zainuddin (1961) dalam bukunya Tarich Aceh dan Nusantara, menyebutkan bahwa bangsa Aceh termasuk dalam rumpun bangsa Melayu, yaitu; Mante (Bante), Lanun, Sakai Jakun, Semang (orang laut), Senui dan lain sebagainya, yang berasal dari negeri Perak dan Pahang di tanah Semenanjung Melayu. Semua bangsa tersebut erat hubungannya dengan bangsa Phonesia dari Babylonia dan bangsa Dravida di lembah sungai Indus dan Gangga, India. Bangsa Mante di Aceh awalnya mendiami Aceh Besar, khususnya di Kampung Seumileuk, yang juga disebut Gampong Rumoh Dua Blah. Letak kampung tersebut di atas Seulimum, antara Jantho dan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas. Bangsa Mante inilah yang terus berkembang menjadi penduduk Aceh Lhee Sagoe (di Aceh Besar) yang kemudian ikut berpindah ke tempat-tempat lainnya. Sesudah tahun 400 Masehi, orang mulai menyebut ”Aceh” dengan sebutan Rami atau Ramni. Orang-orang dari Tiongkok menyebutnya lan li, lanwu li, nam wu li, dan nan poli yang nama sebenarnya menurut bahasa Aceh adalah Lam Muri. Sementara orang Melayu menyebutnya Lam Bri (Lamiri). Dalam catatan Gerini, nama Lambri adalah pengganti dari Rambri (Negeri Rama) yang terletak di Arakan (antara India Belakang dan Birma), yang merupakan perubahan dari sebutan Rama Bar atau Rama Bari. 4. Rouffaer, salah seorang penulis sejarah, menyatakan kata al Ramni atau al Rami diduga merupakan lafal yang salah dari kata-kata Ramana. Setelah kedatangan orang portugis mereka lebih suka menyebut orang Aceh dengan Acehm. 5. Sementara orang Arab menyebutnya Asji. Penulis-penulis Perancis menyebut nama Aceh dengan Acehm, Acin, Acheh ; orang-orang Inggris menyebutnya Atcheen, Acheen, Achin. Orang-orang Belanda menyebutnya Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjiem, Atsjeh, dan Atjeh. Orang Aceh sendiri, kala itu menyebutnya Atjeh. 6. Informasi tentang asal-muasal nama Aceh memang banyak ragamnya. Dalam versi lain, asal-usul nama Aceh lebih banyak diceritakan dalam mythe, cerita-cerita lama, mirip dongeng. Di antaranya, dikisahkan zaman dahulu, sebuah kapal Gujarat (India) berlayar ke Aceh dan tiba di Sungai Tjidaih (baca: ceudaih yang bermakna cantik, kini disebut Krueng Aceh). Para anak buah kapal (ABK) itu pun kemudian naik ke darat menuju Kampung Pande. Namun, dalam perjalanan tiba-tiba mereka kehujanan dan berteduh di bawah sebuah pohon. Mereka memuji kerindangan pohon itu dengan sebutan, Aca, Aca, Aca, yang artinya indah, indah, indah. Menurut Hoesein Djajadiningrat, pohon itu bernama bak si aceh-aceh di Kampung Pande (dahulu), Meunasah Kandang. Dari kata Aca itulah lahir nama Aceh. 7. Dalam versi lain diceritakan tentang perjalanan Budha ke Indo China dan kepulauan Melayu. Ketika sang budiman itu sampai di perairan Aceh, ia melihat cahaya aneka warna di atas sebuah gunung. Ia pun berseru “Acchera Vaata Bho” (baca: Acaram Bata Bho, alangkah indahnya). Dari kata itulah lahir nama Aceh. Yang dimaksud dengan gunung cahaya tadi adalah ujung batu putih dekat Pasai. 8. Dalam cerita lain disebutkan, ada dua orang kakak beradik sedang mandi di sungai. Sang adik sedang hamil. Tiba-tiba hanyut sebuah rakit pohon pisang. Di atasnya tergeletak sesuatu yang bergerak-gerak. Kedua putri itu lalu berenang dan mengambilnya. Ternyata yang bergerak itu adalah seorang bayi. Sang kakak berkata pada adiknya “Berikan ia padaku karena kamu sudah mengandung dan aku belum.” Permintaan itu pun dikabulkan oleh sang adik. Sang kakak lalu membawa pulang bayi itu ke rumahnya. Dan, ia pun berdiam diri di atas balai-balai yang di bawahnya terdapat perapian (madeueng) selama 44 hari, layaknya orang yang baru melahirkan. Ketika bayi itu diturunkan dari rumah, seisi kampung menjadi heran dan mengatakan: adoe nyang mume, a nyang ceh (Maksudnya si adik yang hamil, tapi si kakak yang melahirkan). 9. Mitos lainnya menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang anak raja yang sedang berlayar, dengan suatu sebab kapalnya karam. Ia terdampar ke tepi pantai, di bawah sebatang pohon yang oleh penduduk setempat dinamai pohon aceh. Nama pohon itulah yang kemudian ditabalkan menjadi nama Aceh. 10. Talson menceritakan, pada suatu masa seorang puteri Hindu hilang, lari dari negerinya, tetapi abangnya kemudian menemukannya kembali di Aceh. Ia mengatakan kepada penduduk di sana bahwa puteri itu aji, yang artinya ”adik”. Sejak itulah putri itu diangkat menjadi pemimpin mereka, dan nama aji dijadikan sebagai nama daerah, yang kemudian secara berangsur-angsur berubah menjadi Aceh. 11. Mitos lainnya yang hidup di kalangan rakyat Aceh, menyebutkan istilah Aceh berasal dari sebuah kejadian, yaitu istri raja yang sedang hamil, lalu melahirkan. Oleh penduduk saat itu disebut ka ceh yang artinya telah lahir. Dan, dari sinilah asal kata Aceh. 12. Kisah lainnya menceritakan tentang karakter bangsa Aceh yang tidak mudah pecah. Hal ini diterjemahkan dari rangkaian kata a yang artinya tidak, dan ceh yang artinya pecah. Jadi, kata aceh bermakna tidak pecah. 13. Di kalangan peneliti sejarah dan antropologi, asal-usul bangsa Aceh adalah dari suku Mantir (Manteu, bahasa Aceh) yang hidup di rimba raya Aceh. Suku ini mempunyai ciri-ciri dan postur tubuh yang agak kecil dibandingkan dengan orang Aceh sekarang. Diduga suku Manteu ini mempunyai kaitan dengan suku bangsa Mantera di Malaka, bagian dari bangsa Khmer dari Hindia Belakang. Semoga bermamfaat untuk menambah wawasan kita tentang Aceh yang merupakan sebuah negeri yang unik sepanjang sejarah. (http://aneukagamaceh.blogspot.com)

Selasa, 31 Maret 2009

My b'Day..

tanggal 28 kemaren, gw b'day yang ke 21... bnyk bgt bgt dapat ucapan selamat dari orang2 terdekat, mulai dari keluarga, sahabat, temen, sodara, n syapapun yang kenal ama hery... Alhamdulillah..... Makasih bnyk ya bwt smua yang udah kasih ucapan b'day bwt hery... seneng bgt deh, hehehe.... Walopun ga ada Kue Tart dan juga kado tapi yang penting bisa bersyukur, hmmm....

Jumat, 13 Maret 2009

..PemiLu..

Pemilu Legislatif tanggal 9 April akan berlangsung.. kata orang2 seh pesta demokrasi... banyak nya partai politik peserta pemilu membuat pilihan semakin beragam, dengan banyak nya partai pemilu,brarti jumlah calon legislatif (caleg) juga bnyk... berbagai janji di umbarkan oleh partai politik peserta pemilu.. mulai dari kesejahteraan rakyat, sosial, kesehatan dll... iklan2 di media cetak dan elektronik pun sangat bnyk, mulai dari iklan partai sampai caleg.. dengan berbagai konsep iklan dan ide di publikasikan, ada yang berpromosi dengan baik dan ada pula yang dengan terang2an malah menghujat partai lain.. dari ini semua masyarakat dapat menilai sendiri mana partai poltik yang baik dan benar... dalam hal ini tentu saja media massa di untungkan, begitupun percetakan dan industri2 lain nya yang ketipan rejeki untuk pembuatan atribut parpol, mulai dari kaos, bendera, stiker, spanduk, pamflrt, baliho, selebaran, jam tangan, dll... jumlah partai politik nasional yang lulus verifikasi sebagai peserta pemilu adalah sebanyak 38 partai, khusus di daerah Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 6 partai poltik lokal.. jadi khusus NAD terdapat 44 partai politik lokal dan nasional... sistem yang dipakai adalah sistem contreng, berbeda dari pemilu sebelum nya yang menggunakan sistem coblos...

Selasa, 03 Maret 2009

KERAJAAN ACEH DARUSSALAM 407 TAHUN ( 1496 - 1903 M )

Bendera Alam Peudeung - Bendera Kerajaan Aceh Darussalam Kerajaan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majaphit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya abad ke-14 M, kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1511 M) . Pada tahun 1524 M, Mughayat Syah berhasil menaklukkan Pasai, dan sejak saat itu, menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut. Bisa dikatakan bahwa, sebenarnya kerajaan Aceh ini merupakan kelanjutan dari Samudera Pasai untuk membangkitkan dan meraih kembali kegemilangan kebudayaan Aceh yang pernah dicapai sebelumnya. Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naih tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Saat itu, sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis. Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya. Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang sudah berada di bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur ke Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut benteng Portugis di Pasai. Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa, terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi serangan Aceh banyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah yang digunakan kembali oleh pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis. Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, Mughayat Syah tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelak kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke Malaka. Dengan kekuatan besar, Aceh kemudian melanjutkan serangan untuk mengejar Portugis ke Malaka dan Malaka berhasil direbut. Portugis melarikan diri ke Goa, India. Seiring dengan itu, Aceh melanjutkan ekspansinya dengan menaklukkan Johor, Pahang dan Pattani. Dengan keberhasilan serangan ini, wilayah kerajaan Aceh Darussalam mencakup hampir separuh wilayah pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya hingga Pattani. Demikianlah, walaupun masa kepemimpinan Mughayat Syah relatif singkat, hanya sampai tahun 1528 M, namun ia berhasil membangun kerajaan Aceh yang besar dan kokoh. Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri kerajaan Aceh Darussalam, yaitu: (1) mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar; (2) menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara; (3) bersikap waspada terhadap negara kolonial Barat; (4) menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar; (5) menjalankan dakwah Islam ke seluruh kawasan nusantara. Sepeninggal Mughayat Syah, dasar-dasar kebijakan politik ini tetap dijalankan oleh penggantinya. Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah Turki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang Aceh. Hubungan dengan Perancis juga terjalin dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim utusannya ke Aceh dengan membawa hadiah sebuah cermin yang sangat berharga. Namun, cermin ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan Iskandar Muda pada benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya raja Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya yang megah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis tersebut, luas istana Aceh saat itu tak kurang dari dua kilometer. Di dalam istana tersebut, juga terdapat ruang besar yang disebut Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah, dan aliran sungai Krueng yang telah dipindahkan dari lokasi asal alirannya. Sebelum Iskandar Muda berkuasa, sebenarnya juga telah terjalin hubungan baik dengan Ratu Elizabeth I dan penggantinya, Raja James dari Inggris. Bahkan, Ratu Elizabeth pernah mengirim utusannya, Sir James Lancaster dengan membawa seperangkat perhiasan bernilai tinggi dan surat untuk meminta izin agar Inggris diperbolehkan berlabuh dan berdagang di Aceh. Sultan Aceh menjawab positif permintaan itu dan membalasnya dengan mengirim seperangkat hadiah, disertai surat yang ditulis dengan tinta emas. Sir James Lancaster sebagai pembawa pesan juga dianugerahi gelar Orang Kaya Putih sebagai penghormatan. Berikut ini cuplikan surat Sulta Aceh pada Ratu Inggris bertarikh 1585 M: I am the mighty ruler of the Regions below the wind, who holds sway over the land of Aceh and over the land of Sumatra and over all the lands tributary to Aceh, which stretch from the sunrise to the sunset. (Hambalah Sang Penguasa Perkasa Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh, tanah Sumatera dan seluruh wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam). Ketika Raja James berkuasa di Inggris, ia pernah mengirim sebuah meriam sebagai hadiah kepada sultan Aceh. Hubungan ini memburuk pada abad ke 18, karena nafsu imperialisme Inggris untuk menguasai kawasan Asia Tenggara. Selain itu, Aceh juga pernah mengirim utusan yang dipimpin oleh Tuanku Abdul Hamid ke Belanda, di masa kekuasaan Pangeran Maurits, pendiri dinasti Oranye. Dalam kunjungan tersebut, Abdul Hamid meninggal dunia dan dimakamkan di pekarangan sebuah gereja dengan penuh penghormatan, dihadiri oleh para pembesar Belanda. Saat ini, di makam tersebut terdapat sebuah prasasti yang diresmikan oleh Pangeran Bernhard, suami Ratu Juliana. Ketika Iskandar Muda meninggal dunia tahun 1636 M, yang naik sebagai penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani Ala‘ al-Din Mughayat Syah (1636-1641M). Di masa kekuasaan Iskandar Thani, Aceh masih berhasil mempertahankan masa kejayaannya. Penerus berikutnya adalah Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M), putri Iskandar Muda dan permaisuri Iskandar Thani. Hingga tahun 1699 M, Aceh secara berturut-turut dipimpin oleh empat orang ratu. Di masa ini, kerajaan Aceh sudah mulai memasuki era kemundurannya. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya konflik internal di Aceh, yang disebabkan penolakan para ulama Wujudiyah terhadap pemimpin perempuan. Para ulama Wujudiyah saat itu berpandangan bahwa, hukum Islam tidak membolehkan seorang perempuan menjadi pemimpin bagi laki-laki. Kemudian terjadi konspirasi antara para hartawan dan uleebalang, dan dijustifikasi oleh pendapat para ulama yang akhirnya berhasil memakzulkan Ratu Kamalat Syah. Sejak saat itu, berakhirlah era sultanah di Aceh. Memasuki paruh kedua abad ke-18, Aceh mulai terlibat konflik dengan Belanda dan Inggris yang memuncak pada abad ke-19. Pada akhir abad ke-18 tersebut, wilayah kekuasaan Aceh di Semenanjung Malaya, yaitu Kedah dan Pulau Pinang dirampas oleh Inggris. Pada tahun 1871 M, Belanda mulai mengancam Aceh atas restu dari Inggris, dan pada 26 Maret 1873 M, Belanda secara resmi menyatakan perang terhadap Aceh. Dalam perang tersebut, Belanda gagal menaklukkan Aceh. Pada tahun 1883, 1892 dan 1893 M, perang kembali meletus, namun, lagi-lagi Belanda gagal merebaut Aceh. Pada saat itu, Belanda sebenarnya telah putus asa untuk merebut Aceh, hingga akhirnya, Snouck Hurgronye, seorang sarjana dari Universitas Leiden, menyarankan kepada pemerintahnya agar mengubah fokus serangan, dari sultan ke ulama. Menurutnya, tulang punggung perlawanan rakyat Aceh adalah para ulama, bukan sultan. Oleh sebab itu, untuk melumpuhkan perlawanan rakyat Aceh, maka serangan harus diarahkan kepada para ulama. Saran ini kemudian diikuti oleh pemerintah Belanda dengan menyerang basis-basis para ulama, sehingga banyak masjid dan madrasah yang dibakar Belanda. Saran Snouck Hurgronye membuahkan hasil: Belanda akhirnya sukses menaklukkan Aceh. J.B. van Heutsz, sang panglima militer, kemudian diangkat sebagai gubernur Aceh. Pada tahun 1903, kerajaan Aceh berakhir seiring dengan menyerahnya Sultan M. Dawud kepada Belanda. Pada tahun 1904, hampir seluruh Aceh telah direbut oleh Belanda. Walaupun demikian, sebenarnya Aceh tidak pernah tunduk sepenuhnya pada Belanda. Perlawanan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat tetap berlangsung. Sebagai catatan, selama perang Aceh, Belanda telah kehilangan empat orang jenderalnya yaitu: Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Mayor Jenderal J.L.J.H. Pel, Demmeni dan Jenderal J.J.K. De Moulin. Kekuasaan Belanda berlangsung hampir setengah abad, dan berakhir seiring dengan masuknya Jepang ke Aceh pada 9 Februari 1942. Saat itu, kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat umum. Hubungan baik dengan Jepang tidak berlangsung lama. Ketika Jepang mulai melakukan pelecehan terhadap perempuan Aceh dan memaksa masyarakat untuk membungkuk pada matahari terbit, maka, saat itu pula mulai timbul perlawanan. Di antara tokoh yang dikenal gigih melawan Jepang adalah Teungku Abdul Jalil. Kekuasaan para penjajah berakhir ketika Indonesia merdeka dan Aceh bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 2. Silsilah Berikut ini daftar para sultan yang pernah berkuasa di kerajaan Aceh Darussalam: 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) 2. Sultan Salahuddin (1528-1537). 3. Sultan Ala‘ al-Din al-Kahhar (1537-1568). 4. Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575) 5. Sultan Muda (1575) 6. Sultan Sri Alam (1575-1576). 7. Sultan Zain al-Abidin (1576-1577). 8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589) 9. Sultan Buyong (1589-1596) 10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604). 11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607) 12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636). 13. Iskandar Thani (1636-1641). 14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675). 15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678) 16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688) 17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699) 18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702) 19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703) 20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726) 21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726) 22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727) 23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735) 24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760) 25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781) 26. Sultan Badr al-Din (1781-1785) 27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…) 28. Alauddin Muhammad Daud Syah. 29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824) 30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818) 31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838) 32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857) 33. Sultan Mansur Syah (1857-1870) 34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874) 35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903) Catatan: Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (sultan ke-29) berkuasa pada dua periode yang berbeda, diselingi oleh periode Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818). 3. Periode Pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam berdiri sejak akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-20 M. Dalam rentang masa empat abad tersebut, telah berkuasa 35 orang sultan dan sultanah. 4. Wilayah kekuasaan Di masa kejayaannya, wilayah kerajaan Aceh Darussalam mencakup sebagian pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya dan Pattani. 5. Struktur pemerintahan Pada masa Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589) berkuasa, kerajaan Aceh sudah memiliki undang-undang yang terangkum dalam kitab Kanun Syarak Kerajaan Aceh. Undang-undang ini berbasis pada al-Quran dan hadits yang mengikat seluruh rakyat dan bangsa Aceh. Di dalamnya, terkandung berbagai aturan mengenai kehidupan bangsa Aceh, termasuk syarat-syarat pemilihan pegawai kerajaan. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa, walaupun Aceh telah memiliki undang-undang, ternyata belum cukup untuk menjadikannya sebagai sebuah kerajaan konstitusional. Dalam struktur pemerintahan Aceh, sultan merupakan penguasa tertinggi yang membawahi jabatan struktural lainnya. Di antara jabatan struktural lainnya adalah uleebalang yang mengepalai unit pemerintahan nanggroe (negeri), panglima sagoe (panglima sagi) yang memimpin unit pemerintahan Sagi, Kepala Mukim yang menjadi pimpinan unit pemerintahan mukim yang terdiri dari beberapa gampong, dan keuchiek atau geuchiek yang menjadi pimpinan pada unit pemerintahan gampong (kampung). Jabatan struktural ini mengurus masalah keduniaan (sekuler). Sedangkan pemimpin yang mengurus masalah keagamaan adalah tengku meunasah, imam mukim, kadli dan para teungku. 6. Kehidupan Sosial Budaya a. agama Dalam sejarah nasional Indonesia, Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Sesuai dengan namanya, Serambi Mekah, orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Selain dalam keluarga, pusat penyebaran dan pendidikan agama Islam berlangsung di dayah dan rangkang (sekolah agama). Guru yang memimpin pendidikan dan pengajaran di dayah disebut dengan teungku. Jika ilmunya sudah cukup dalam, maka para teungku tersebut mendapat gelar baru sebagai Teungku Chiek. Di kampung-kampung, urusan keagamaan masyarakat dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan tengku meunasah. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Manuskrip-manuskrip terkenal peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17; kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Peninggalan manuskrip tersebut merupakan bukti bahwa, Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh. b. Struktur sosial Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada. c. Kehidupan sehari-hari Sebagai tempat tinggal sehari-hari, orang Aceh membangun rumah yang sering disebut juga dengan rumoh Aceh. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka bercocok tanam di lahan yang memang tersedia luas di Aceh. Bagi yang tinggal di kawasan kota pesisir, banyak juga yang berprofesi sebagai pedagang. Senjata tradisional orang Aceh yang paling terkenal adalah rencong, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat dari dekat menyerupai tulisan kaligrafi bismillah. Senjata khas lainnya adalah Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee. Sumber :http://history.melayuonline.com ACEH.... Aceh, nama yang merepresentasikan wilayah di ujung utara Pulau Sumatra. Wilayah tersebut saat ini bernama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh merupakan identitas yang dikenal luas sejak dahulu. Ada beberapa versi yang menceritakan asal mula nama Aceh beserta artinya seperti yang dirangkum di bawah ini. 1. Versi becanda: Aceh singkatan dari Arab, Cina, Eropa dan Hindia, berdasarkan diversity ras yang terdapat di wilayah ini. Legenda ’si mata biru’, tampang mirip Arab, Cina dan India banyak dijumpai di Aceh, sehingga muncul singkatan ini. 2. Versi dari Waled Said Ali Abdullah azZahir, salah seorang tokoh Aceh. Menurutnya kata Aceh berasal dari bangsa India, ‘Atjcha’ yang artinya baik. Pendapat beliau dulu banyak orang dari India datang untuk menetap maupun berbisnis ke ujung Pulau Sumatra. Ketika ada yang pulang ke kampungnya, mereka berpapasan dengan pendatang-pendatang lainnya di tengah lautan. Lalu terjadilah komunikasi singkat. Para pendatang bertanya, “Hoi, gimana keadaan di negeri yang sudah tuan kunjungi?”. Singkat, padat dan sambil goyang kepala kiri kanan, mereka menyahut, “atjcha….atjcha!!!” (baik..baik…). Lama kelama, melalui proses sejarah yang relatif panjang, penekanan kata sedikit berubah. Kata ‘Atjcha’ menjadi seperti apa yang kita kenal sekarang, Atjeh atau Aceh. (Jauhari, 2005) 3. Versi lainnya: asal mula daerah yang bernama Aceh sebenarnya adalah Lambri atau Lamiri (berdasarkan info dari Marcopolo). Tetapi setelah kedatangan Portugis, nama Lambri tak tersebut lagi, melainkan Achem (Atjeh). Orang Portugis dan Italia biasanya mengatakan Achem, Achen, Acen dan orang Arab menyebutkan lagi Asyi, atau juga Dachem, Dagin, Dacin. Penulis-penulis Perancis mengatakan: Achem, Achen, Achin, Acheh. Orang Inggris menyebut: Atcheen, Acheen, Achin. Akhirnya orang Belanda menyebutkan: Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjiem, Atsjeh, dan akhirnya Atjeh. Orang Aceh sendiri mengatakan “Atjeh”, begitu pula nama daerah ini tersebut di dalam tarich Melayu, undang-undang Melayu, di dalam surat-surat Atjeh lama (sarakata) dan pada mata-mata uang Atjeh, emas (derham), uang timah (keuëh) Atjeh dan sebagainya disebut Atjeh. Tentang asal nama ini belum ada keterangan yang jelas. Di dalam tarich Kedah (Marong Mahawangsa) dari ± tahun 1220 M/ 517 H. Aceh sudah tersebut sebagai satu negeri di pesisir Pulau Pertja (Sumatera). Orang Portugis Barbosa (1516 M/922 H) yaitu orang Eropa yang datang menyebut: Achem dan lagi buku-buku sejarah Tionghoa (1618 M) yang mengenai Aceh mengatakan A-tse. Bentuk yang lebih tua lagi ialah Tadji atau Tashi, yang bagi orang Tionghoa berarti segala negeri Islam: atau pun sebutan kepada negeri Pasai. Pa menjadi Ta. (Sumber: Forbes). Saat ini Aceh mulai berbenah dan membangun, utamanya sejak damai menjadi harapan bersama setelah perang dan bencana alam yang mahadahsyat. Beberapa kali kunjungan ke Aceh, harapan untuk itu selalu ada, walaupun beberapa tantangan berat masih terbentang. Semoga kelak menjadi ‘lebih atjcha’, makmur sentosa, baldathun thoyyibah warobbun ghofuur…

My Name..

What HERY SUHENDRA Means
H is for Honest

E is for Easy

R is for Refined

Y is for Young

S is for Sassy

U is for Unusual

H is for Honest

E is for Expressive

N is for Neat

D is for Dramatic

R is for Rich

A is for Ambitious